Articles, Human Capital Development, Management

Komponen Penilaian Kompetensi/Perilaku untuk Penilaian Kinerja (ver. christkaizen)

Dalam penilaian kompetensi di penilaian kinerja biasanya menggunakan kompetensi atau komponen perilaku yang merepresentatif sebuah organisasi. Umumnya penilaian kompetensi menggunakan:

  • Kompetensi Utama atau Core Competency
  • Kompetensi Fungsi Umum atau Functional Competency atau General Competency
  • Kompetensi Teknis atau Technical Competency

Christkaizen.com melakukan observasi dan membuat acuan pengkategorian berdasarkan perilaku yang mendukung pencapaian kinerja atau target yang diinginkan perusahaan. Komponen penilaian kompetensi tersebut sebagai berikut:

  1. Managing Self atau Pengelolaan Pribadi yang merupakan sekumpulan kompetensi yang berkaitan dengan kemampuan individu dalam mengelola skill, knowledge, dan attitude yang dimilikinya sehingga menampilkan perilaku yang mendukung pencapaian kinerja seperti yang diharapkan. Contoh : Inisiatif, Responsibility, Integrity
  2. Managing Task atau Pengelolaan Tugas yang merupakan sekumpulan kompetensi yang berkaitan dengan kemampuan individu dalam mengelola tugas yang dibebankan kepadanya. Contoh: Achivement Drive, Problem Solving, Analytical Thinking
  3. Managing People atau Pengelolaan Orang yang merupakan sekumpulan kompetensi yang berkaitan dengan kemampuan individu dalam mengelola tim atau individu lainnya. Khusus mengenai kompetensi ini tidak hanya untuk leader atau yang mempunyai tim, tetapi  juga berlaku untuk individu yang bersentuhan dengan orang lain di sekitarnya. Contoh: Communication Skill, Team Leadership, Developing Others

Ketiga komponen tersebut harusnya mempunyai porsi yang sama atau seimbang. Individu dalam bekerja akan selalu dituntu menunjukkan kemampuan dirinya tidak hanya dalam satu komponen. Misalnya, kemampuan analisisnya tinggi tapi tidak bisa mengembangkan subordinat. Terkadang ada organisasi yang membuat bobot tersebut menjadi lebih kecil ketika dianngap suatu pekerjaan atau jabatan yang tidak memerlukan pengembangan tim. Menurut Christkaizen.com bobot harus tetap sama, akan tetapi kompetensinya yang kurang pas. Dalam kasus tersebut, kemampuan analisis tinggi, juga bisa diseimbangkan dengan kemampuan berkomunikasi, atau kerjasama tim.

Image result for balance

Ketidakseimbangan dalam pemberian bobot terhadap komponen utama akan berdampak terhadap penampilan perilaku keseharian dan tingkat pembiaran/ permisif yang menimbulkan masalah dalam hibungan industrial. Contoh: karena seorang IT pintar dalam membuat program jadi tidak terlalu memerlukan kerjasama dengan departemen lain, atau komunikasinya buruk. Contoh lain, seorang tim leader mempunyai kemampuan analisa yang rendah sehingga mengandalkan subordinatnya untuk berpikir.

Mindset pekerja akan selalu pada akhirnya yang dinilai apa dan untuk apa sehingga mereka bisa menset cara untuk mendapatkan yang lebih, tambahan lagi dalam bekerja merupakan kompetisi mendapatkan hasil yang lebih atau posisi yang baik. Oleh karena itu, janganlah menciptakan kondisi penilaian yang tidak berimbang terutama terhadap perilaku, karena perilaku menentukan output, dan pada akhirnya output bukan hanya milik individu tetapi menjadi kebutuhan organisasi.

Bahasan detailnya ditunggu ya….

(christkaizen 2018)

 

About christkaizen.com

change never happen without action

Discussion

No comments yet.

Leave a comment

logo-komunitas-blogger-indonesia-border-hitam

Enter your email address to subscribe to this blog and receive notifications of new posts by email.

Join 557 other subscribers

Disponsori oleh

MASYARAKAT PECINTA ALAM -BEKASI ADVENTURE TEAM (MPA-BAT)

Suka adventure, travelling, outdoor activity, disinilah tempatnya

Bekasi Adventure Team

Nunchaku Community -komunitas internasional nunchaku freestyler