Balance Score Card atau BSC merupakan salah satu tools yang paling sering dipakai oleh perusahaan dalam mengukur kinerja, yang dilihat dari 4 perspektif yaitu
- Keuangan (Financial)
- Pelanggan (Customer)
- Proses Internal (Internal Process)
- Pertumbuhan dan Pembelajaran (Learning & Growth)
Penjabaran perspektif dan perancangan model Balance Score Card dapat anda pelajari di buku Kaplan dan Norton tahun 2004
Saya kasih sedikit ringkasannya hasil browsing
- Cara cascading perspektif ke dalam obyektif sampai dengan action plan
- Hubungan antar perspektif
- Contoh Strategy Map dengan tools BSC
Ok stop…saya tidak membahas empat perspektif tersebut, tapi saya ingin memberi sekedar pencerahan dan masukan bahwa adanya perspektif kelima. Perspektif kelima ini sangat berpengaruh terhadap kelancaran empat perspektif lainnya. Perspektif kelima ini adalah Lingkungan dan Pemerintah (Surrounding Environment & Government)
Perspektif Lingkungan dan Pemerintah merupakan ukuran kinerja sebuah organisasi terhadap kebijakan, peraturan, dan budaya yang terjadi di lingkungan sekitar. Strategi perusahaan akan sangat bergantung terhadap kondisi eksternal tersebut, sehingga diperlukan strategi khusus untuk mendukung nilai dan positioning perusahaan di regulator. Government Perspective ini dapat dibagai menjadi 2 fokus utama pengukuran yaitu:
- Compliance Regulation (Kesesuaian dengan Aturan)
- Public Contribution (Kontribusi terhadap Masyarakat)
Di Eropa dan Amerika mungkin berjalannya bisnis sudah tidak terlalu terikat peraturan-peraturan pemerintah maupun budaya masyarakatnya. Mereka cenderung bersifat individualis, kapitalis, dan liberal. Dalam pencapaian target dan penerapan strategi hampir tidak pernah terhambat terhadap permasalahan dengan kebijakan pemerintah (Mis. ketenagakerjaan, politik), masyarakat sekitar, maupun lingkungan hidup. Sementara di Indonesia, regulasi pemerintah menyebabkan strategi yang dijalankan harus tidak melanggar aturan maupun mengganggu masyarakat sekitar, atau harus membuat sejahtera pihak-pihak lain yang terimbas oleh keberadaan perusahaan baik secara langsung maupun tidak. Mungkin inilah yang terlewati oeh Kaplan dan Norton
Contoh lain, masalah perpajakan. Seharusnya ini sudah menjadi bagian dari finacial perspective. Tapi tidak dapat berdiri sendiri, karena regulasi perpajakan sudah mengatur pendapatan sebuah perusahaan. Banyak perusahaan yang seringkali mengambil langkah instan utnuk menghindari regulasi dengan trik-trik dan memanfaatkan celah-celah regulasi. Kalau kita berbicara ekonomi global, maka hal ini akan merugikan negara, yang pada akhirnya siklus ini akan kembali ke pelaku kerja dan perusahaan itu sendiri.
Regulator/Pemerintah/Lingkungan tentu saja berbeda dengan pelanggan karena mereka tidak mengkonsumsi produk/jasa yang dihasilkan oleh perusahaan. Tapi mereka bisa mendukung kelancaran strategi perusahaan dalam pencapaian target. Andaikan BSC perusahaan anda sudah paling mantap tapi mengganggu masyarakat sekitar atau tidak memberikan kontribusi sedikitpun terhadap lingkungan sekitar, bahkan sumbangan untuk acara di lingkungan RT sekitar perusahaan, maka suatu saat ketika kulmunisasi ketidakpuasan masyarakat ini akan mengganggu aktivitas bisnis di perusahaan. Gangguan ini mungkin saja tidak hanya secara langsung seperti gangguan fisik, tetapi mempengaruhi perspektif pelanggan seperti branding, trust, isu. Contoh: produk A dihasilkan dari perusahaan yang limbahnya menyebabkan warga yang tinggal di belakang perusahaan meninggal.
Saran saya, dalam menerapkan BSC ini tetap harus memperhatikan perspektif kelima khususnya bagi perusahaan-perusahaan di luar kawasan industri yang berada di dekat pemukiman
(christkaizen; Nov 2019)
Discussion
No comments yet.