Organisasi yang tidak siap dan tidak mau menerapkan teknologi dalam proses dan sistem informasi manajemen, harus bersiap terbawa arus balik atau mundur ke jaman prasejarah. Aktivitas atau pekerjaan yang masih dilaksanakan secara manual sudah bukan menjadi hal utama. Job Description yang isinya melakukan hal-hal yang manual sudah seharusnya tergantikan kepada aktivitas yang sifatnya mendesign, improvement, memonitor, menganalisis. Mesin dan aplikasi berbasis teknologi komputer menjadi sebuah tuntutan.
Pertanyaan yang seharusnya muncul di dalam pikiran praktisi HR adalah ‘Akankah organisasi saya bertahan tanpa penerapan dan pengembangan teknologi?’. Jawaban saya IYA. Bertahan dengan sistem tradisional. Bagaimana bisa bertahan dari tantangan 2020 dengan sistem tradisional, yaitu dengan cara konsistensi sistem. Hal yang masih manual dan tradisi di organisasi harus tetap dilestarikan. Apabila di 2020 inkonsistensi terjadi maka akan terjadi chaos atau kekacauan karena banyak SDM yang tidak siap dengan teknologi baru.
Organisasi yang berisi SDM dengan generasi berbeda juga menjadi tantangan tersendiri. Generasi X dan Y yang tidak disiapkan menjadi future leader organisasi merupakan bom waktu bagi organisasi. Generasi 60 dan 70 yang masih bertahan di organisasi harus berbesar hati menerima generasi di bawahnya untuk berkreasi dan berimprovisasi. Di 2016 ini sudah waktunya bagi SDM generasi 60 dan 70 di jajaran manajemen menyiapkan penerusnya. Lalu dimana generasi 80 dan 90, adalah penyuport sistem dan teknologi terbaru. Gen 80 dan 90 adalah sebagai the thinker of organization.
Dunia pengembangan sistem dan teknologi HR juga menjadi tugas gen 80 dan 90.
Tantangan terberat adalah karakteristik generasi konvensional ortodoks manual yang sulit menerima teknologi dalam pekerjaan mereka. Organisasi yang berani dan sadar beregenerasi tentu saja sudah mulai melakukan restrukturisasi. SDM konvensional mulai dialihtugaskan hal hal yang sifatnya rutin, dan SDM dengan mental modernisasi mulai direkrut untuk pengembangan sistem dan menjadi problem solver hal konvensional yang prosesnya lambat dan mengurangi kepuasan konsumen.
Masih banyak tugas menghadapi tantangan 2020 bagi HR dalam suatu organisasi yang belum saya sebutkan, seperti relevansi regulasi, benefit dsb.
Semoga bermanfaat.
Berikut kutipan yang saya ambil dari medsos berkaitan dengan tulisan saya.
“…….The University of Phoenix Research Institute published a report, ‘Future Work Skills 2020’ (http://bit.ly/1s7GaVV), which identified six major drivers of change for future workplaces:
• Aging global workforces.
• Increasing workplace automation.
• Increasing number of sensors and processing power the make the world a programmable system.
• New communication tools that will require media literacy beyond text. – this seems a bit unclear. Does it mean beyond just writing? We could say “New communication tools that require multimedia literacy beyond basic writing.”
• Social technologies that will drive new forms of production and value creation.
• Global interconnectivity.
https://www.linkedin.com/comm/groups/3761/3761-6141249261850939395?midToken=AQHZPi5KaxhcKQ&trk=eml-group_announcement_message-null-4-null&trkEmail=eml-group_announcement_message-null-4-null-null-29p79d%7Eion2izzv%7Et3
Source: Pamela Harding
CEO, Metzano & Community Chair,SHRBP,SHRM
Teknologi memang sangat membantu , tapi teknologi jg pasti mengeluarkan dana yang banyak , mngkin itu penyebab perusahaan masih menggunakan proses manual
Yeah setuju … btw Dana atau investasi om?…klo menurut saya, dana sekali keluar lsg habis…klo investasi ada return nya, klo investasi ny pas pasti returnnya lebis besar…