Kebetulan saya bergabung di sebuah perusahaan perkebunan yang sama sekali belum ada program pelatihan dan pengembangan SDM. Sebuah tantangan baru bagi saya. Saya sempat menolak beberapa perusahaan yang memang sudah memiliki program pelatihan dan pengembangan dan beberapa konsultan walaupun mereka menawarkan salary yang lebih baik. Bagi saya, yang terpenting adalah menjadi orang yang pertama mengembangkan pelatihan di perusahaan baru saya ini. Training and Development merupakan hal yang baru, dan sepertinya membutuhkan waktu untuk merubah mindset. Hal yang sulit, karena 80 persen karyawan lebih tua dari saya semua. Usia boleh lebih tua, tapi saya yakin pemikiran saya lebih maju dan saya ingin perkebunan teh swasta terbesar ini lebih maju terutama di bidang pengembangan SDMnya.
Langkah awal yang dapat saya lakukan adalah mengumpulkan data, seperti company profile, struktur organisasi, job description (baru 20 %), kompetensi (belum ada), standar kinerja/KPI (belum ada), data karyawan, dll. Ternyata tidak semudah yang dibayangkan karena bisa dikatakan belum ada data yang demikian lengkap. Bahkan untuk data-data yang produksi dan pendukungnya sulit saya dapatkan, karena mungkin saya orang baru di situ. Jadi apa yang harus dilakukan?
Langkah selanjutnya adalah design program kerja sendiri dulu berdasarkan Training Cycle Process. Saya modifikasi dari PUSDM yang dimiliki perusahaan sebelumnya, secara sistem sama, yang berbeda adalah jenis usahanya saja. Yang perlu kita siasati sebenarnya adalah menyiapkan bahan-bahan pendekatan sehingga kita bisa memperoleh data observasi terutama di kebun/lapangan. tentu saja pendekatan yang dilakukan terhadap pengelola kebun itu sendiri.
Supaya data dan fakta itu terecord dan bisa digunakan sebagai acuan maka perlu kita siapkan tools TNA, kompetensi, dan kuesioner. Khusus yang kompetensi ini dapat kita gunakan kamus kompetensi Spencer. Ingat tools ini sifatnya sementara hanya sebagai identifikasi awal.
Satu trik buat anda sebagai perintis TC developer di kebun adalah bahwa bukan masalah teknikal yang menjadi kebutuhan training karyawan, akan tetapi bagaimana membentuk POSITIVE THINKING, SENSE OF BELONGING, WILLING TO CHANGE, and CONSISTENT…..nah modul soft skill ini menjadi program perdana bagi saya sebelum mengembangkan program-program pelatihan lainnya
Oiya, perlu anda ingat pekerja kebun adalah praktisi atau dengan kata lain lebih banyak praktek daripada teori, walaupun anda tidak punya pengalaman praktis, kita bisa menjadi SMART dengan menyajikan pembanding, data, teknologi dalam menyampaikan sesuatu….Ok selamat mengerjakan bagian I….see u next part
Discussion
No comments yet.