(Indonesia Wanna Be….)
Setelah penaklukan Nusantara, pada abad 14 M oleh Patih Gajah Mada, ada seorang Jenderal perang bernama Satyaki Swalabumi. Satyaki seorang yang berilmu tinggi dan ahli dalam ilmu beladiri. Konon Ia sudah mempelajari seni beladiri sampai Tiongkok dan kemampuannya jauh melebihi Gajah Mada.
Raja Hayam Wuruk memerintahkan Satyaki dalam perluasan kerajaan Majapahit. Gajah Mada waktu itu hanya berkonsentrasi di Nusantara, sehingga Hayam Wuruk memerintahkan Jenderal perangnya, Satyaki, untuk memperluas wilayah Majapahit. Satyaki diberikan kepercayaan untuk memimpin armada laut Majapahit sebesar 150 ribu orang prajurit dan 50 kapal perang dalam misinya tersebut.
Satyaki membuat perjanjian dengan kekaisaran Mongol untuk melancarkan ekspansinya di luar Nusantara. Satyaki tahu dan sadar bahwa akan sulit menghadapi kekuatan bangsa Cina, yang waktu itu di bawah kekaisaran Mongol. Penjelajahan pertama Satyaki adalah menuju ke Utara, dan waktu itu sampai ke wilayah Jepang.
Selama penjelajahan dan penaklukan Satyaki tidak mengalami banyak kesulitan. Ia juga dibantu oleh abdinya yang setia bernama Karna Angga, yang mempunyai kesaktian setara dengan Gajah Mada. Pada saat penaklukan Jepang, Karna sendiri yang pertama maju dengan memimpin 20 kapal perang. Jepang yang masih kewalahan dengan serangan bangsa Mongol di wilayah Baratnya, terpaksa mengerahkan sebagian tentaranya untuk menghadapi pasukan Karna. Kekaisaran Jepang mengandalkan kekuatan “angin dewa” atau kamikaze untuk menceraiberaikan pasukan Karna. Akan tetapi Karna dengan kesaktian dan ilmu navigasinya berhasil menghindar dan sampai di pesisir kepulauan Kyushu.
Pertempuran hebat terjadi di kepulauan Kyushu. Klan Minamoto yang berkuasa saat itu mengerahkan samurai dan pasukannya sebanyak 30 ribu orang. Sedangkan Karna hanya membawa 15 ribu pasukan darat. Pertempuran berdarah pun terjadi, dan pasukan Karna terkepung dan terdesak sampai pesisir pantai. Pada saat terdesak itu, Satyaki dengan armada kapal perangnya datang membantu menyerang dengan pasukan panah. Jutaan panah diarahkan ke pasukan samurai Minamoto, dan akhirnya Minamoto menyerah.
Satyaki berhasil menduduki pulau Kyushu sampai generasi ke-3, ketika Nobunaga berhasil menguasai Jepang.
(author: christkaizen – artikel ini hanyalah tuangan imajinasi penulis saja)
Discussion
No comments yet.